Kanker serviks seringkali dihubungkan dengan faktor lingkungan, yaitu gaya hidup wanita yang tidak sehat meskipun demikian penyebab utamanya adalah virus, HPV. Penularan dari virus HPV dapat melalui hubungan intim yang berganti-ganti pasangan.
Artikel kali ini akan memberikan informasi mengenai diagnosis dan juga pengobatan kanker serviks. Pada umumnya pengobatan kanker serviks dapat dibedakan sesuai tahapan penyebaran sel kanker atau dikenal dengan istilah stadium. Pada perkembangannnya wanita yang terinfeksi kanker serviks maka dapat dibedakan menjadi stadium awal yaitu stadium 0-1, stadium lanjut yaitu stadium 2-3 dan stadium akhir atau stadium 4.
Sulit Mendeteksi Gejala Kanker Serviks
Kanker serviks adalah penyakit yang berhubungan dengan leher serviks pada wanita. Kondisi dimana wanita terinfeksi HPV, meskipun pada sebagian infeksi HPV dapat sembuh dengan sendirinya karena kekebalan tubuh yang dapat menyerang virus tersebut. Sedangkan pada infeksi lainnya, HPV yang bertahan di dalam tubuh akan berkembang menjadi sel kanker.
Perkembangan sel kanker pada leher rahim membutuhkan waktu yang panjang. Inilah mengapa sel kanker baru ditemukan pada wanita yang berusia 35-50 tahun. Bahkan penderita ketika terinfeksi virus tidak menemukan gangguan kesehatan yang spesifik itulah yang menyebabkan sulit untuk dideteksi dini.
Sulitnya mendeteksi gejala kanker serviks pada tahapan dini yang menyebabkan kanker serviks dikatakan sebagai the silent killer. Beberapa gejala pada stadium lanjut dapat diketahui dengan perubahan kondisi pada wanita.
Berikut ini adalah kondisi tubuh yang mengalami perubahan ketika wanita mengalami infeksi HPV :
1. Contact Bleeding
Gejala yang seringkali dialami oleh penderita kanker serviks, bahkan sekitar 70-80% dari penderita yang mengalami pendarahan pada alat
kelamin wanita. Bahkan kondisi pendarahan dapat juga terjadi setelah melakukan hubungan intim, mengedan pada sat buang air besar dan pemeriksaan ginekologi.
2. Rasa Nyeri
Wanita yang terinfeksi HPV akan mengalami rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggang. Bahkan wanita dapat mengalami rasa sakit yang berpindah dari bagian atas, bagian panggul dan kaki bagian atas. Pada saat wanita sedang menstruasi, buang air besar atau ketika melakukan hubungan intim sehingga rasa sakit semakin parah. Kondisi yang semakin parah adalah ketika menyentuh leher rahim akan menyebabkan fossa iliaka dan mengalami nyeri lumbosakral bahkan hingga mengalami gejala mual.
3. Cairan Vagina (Keputihan Abnormal)
Wanita yang mengalami kondisi keputihan abnormal sekitar 75-85% memiliki tahapan sekresi yang berbeda-beda apalagi bila mengalami stimulasi tumor. Fungsi dari sekresi hipertiroidisme mengalami kelenjar serviks yang menghasilkan lendir keputihan.Keputihan tidak normal seperti berbau dan berwarna yang akan menyebabkan gatal dan nyeri pada area kewanitaan dapat menjadi salah satu pertanda terjadinya kanker serviks.
4. Pendarahan yang tidak teratur pada area kewanitaan
Wanita yang mengalami menopause dan mengalami kram serta pendarahan maka dapat diduga salah satu tanda terjadinya kanker serviks. Jumlah pendarahan memang tidak banyak bahkan tanpa mengalami rasa nyeri pada perut akan tetapi pada bagian pinggang. Pendaran pada area kewanitaan yang dapat dikenali sebagai gejala awal terjadinya kanker serviks. Selain itu tanda kanker serviks seringkali dihubungkan dengan erosi serviks dimaa penderita sebagain besar berhubungan dengan erosi serviks yang harus dilakukan pemeriksaan lanjut seperti pap smear.
Diagnosis Kanker Serviks
Wanita dalam melakukan pemeriksaan untuk mengetahui sel kanker di dalam tubuhnya apalagi yang berhubungan dengan sel kanker rahim. Meskipun demikian bagi wanita tanpa gejala sekalipun pemeriksaan dapat dilakukan karena pencegahan dini dapat membantu untuk mengurangi penyebaran sel kanker pada leher serviks. Pemeriksaan kanker serviks dapat membantu pengobatan lanjutan pada wanita yang mengalami kanker serviks.
Beberapa metode diagnosis kanker dapat dilakukan. Berikut ini adalah beberapa metode umum untuk mendiagnosis kanker serviks :
1. Yodium
Test serviks ataupula dikenal dengan vagina epitel skuamosa untuk mengetahui kondisi normal akan glikogen yang dapat menjadi berwarna cokelat ketika diberi yodium.Sedangkan serviks epitel kolumnar, epitel skuamosa abnormal dan erosi serviks tidak ada glikogen maka tidak ada warna.
Adapun dalam klinis serviks yang terpapar oleh spekulum area kewanitaan setelah lendir permukaan maka dioleskan larutan yodium bahkan ke bagian serviks dan forniks. Sehingga apabila ditemukan yodium negatif abnormal maka dapat dilakukan biopsi dan pemeriksaan yang berhubungan dengan patologis daerah kewanitaan.
2. Blade Cervix cytologic examination (Serviks Pap)
Pemeriksaan selanjutnya yang dapat membantu untuk mendetiksi kanker serviks adalah dengan menggunakan metode Blade Cervix cytologic examination (Serviks Pap) meskipun demikian pemeriksaan awal ini dapat dilakukan dengan cara kombinasi untuk mengetahui akurasi hasil dari pemeriksaan yang dilakukan oleh wanita yang memiliki gejala kanker serviks.
Metode utama dalam mendeteksi kanker serviks stadium awal, Meskipun demikian harus sangat teliti dalam mengambil simpel. Bahkan ketika pemeriksaan mikroskopis sehingga tingkat akurasi dapat lebih menjelaskan kondisi penderita. Pemeriksaan ini harus dilakukan dengan kombinasi klinis dan melakukan pemeriksaan berkala sebagai metode screening.
3. Biopsi serviks dan Kanalis Servikalis
Metode diagnosis untuk kanker serviks adalah dengan menggunakan biopsi serviks dan kanalis servikalis yang lebih dari kelas III hingga IV akan tetapi apabila biopsi serviks ditemukan negatif maka persimpangan kolom skuamosa serviks pada titik 3,6,9 dan 12 dimana diambil empat poin biopsi atau apabila ketika melakukan test yodium tidak ada warna dan kanker berpotensi. Sehingga pemeriksaan patologis dapat membantu dalam mendeteksi kanker serviks.
4. Kolposkopi
Metode pemeriksaan kolposkopi dapat membantu memilih lokasi biopsi sehingga dapat dilakukan serviks biopsi. Meskipun kolposkopi tidak dapat langsung dapat mendiagnosis tumor karsinoid. Kolposkopi bukan pengganti pap smear dan juga biopsi sehingga tidak menemukan lesi pada kanal serviks.Sedangkan menurut penelitian bahwa biopsi dengan menggunakan kolposki memiliki akurasi mencapai 98%.
Dengan demikian kanker serviks yang seringkali mengancam wanita dengan gejala yang sulit ditemukan pada stadium awal dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan medis.Pemeriksaan medis dapat dipili sesuai dengan tingkat kebutuhan pasien. Pemeriksaan yang dapat langsung mengetahui penyebaran sel kanker atau infeksi leher rahim sehingga dapat membantu untuk mencegah perkembangan sel kanker.
Pemeriksaan dapat dilakukan pada wanita untuk melakukan pencegahan kanker serviks, sehingga apabila ditemukan adanya infeksi HPV pada stadium dini akan mambantu untuk mengurangi risiko perkembangan sel kanker. Selain itu pencegahan sangat penting dilakukan, virus yang dapat menginfeksi HPV dapat ditularkan melalui hubungan intim yang berganti-ganti pasangan, gaya hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi alkohol dan perokok selain itu faktor genetic dapat menyebabkan kanker serviks meskipun tidak begitu besar pengaruhnya.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.