Yang membuatnya begitu heboh adalah penyebarannya yang sebagian besar menulari orang-orang kesehatan hampir 60 persen menjangkit dokter dan perawat yang notabene orang-orang yang setidaknya adalah kelompok yang relatif terjaga kesehatannya. Bahkan satu fakta baru mengungkapkan jika dokter yang menemukan penyakit SARS telah meninggal akibat serangan penyakit ini.
Apa Itu SARS?
SARS sendiri adalah kepanjangan dari Severe Acute Respiratory Syndrome, yakni suatu infeksi saluran pernafasan yang mengancam jiwa pemicunya sendiri adalah coronavirus yang berhubungan dengan SARS. Penyakit ini pertama kali ditemukan di China pada tahun 2002 silam yang kemudian penyebarannya merambat begitu cepat hingga ke Hongkong dan mulai menyebar keberbagai belahan dunia yang menjangkit masyarakat dilebih dari 20 negara.
Tercatat hingga tahun 2003 penyebaran penyakit ini telah menjangkit 8069 jiwa dan 775 jiwa diantaranya meninggal dunia. Para ahli meyakini SARS ini pertama kali berkembang pada tubuh hewan. Hal ini didasarkan pada temuan mereka akan virus yang sama yang ditemukan didalam tubuh musang. Di China sendiri musang ini dikonsumsi sebagai bahan makanan ketika keadaan terdesak. Sementara di Indonesia sendiri sampai dengan 16 Juni 2003 telah ditemukan sebanyak 7 kasus suspect dan 2 kasus probable SARS dari jumlah 112 pasien yang berobat karena khawatir dirinya menderita SARS.
Penyebaran Penyakit SARS
SARS ini amat menular dan menyebar dari orang ke orang dengan cepat, karena penyebarannya bisa melalui droplet saluran pernapasan atau melalui kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi. Penularan melalui udara, seperti misalkan penyebaran udara, ventilasi, berada dalam satu kendaraan atau gedung yang sama. Hingga saat ini waktu penularan dari individu ke individu lainnya belum diketahui dengan jelas. Untuk sementara waktu penularannya adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernapasan hingga sakitnya ini dikatakan sembuh.
Lantas Apakah Penyebab Dari SARS Ini?
Para ilmuwan kian meyakini bahwa virus dari ras corona ini adalah penyebab SARS. Ilmuwan dari Hongkong mengaku bahwa mereka telah berhasil menunjukan dengan tepat virus corona tersebut setelah mengidentifikasi bagian kecil dari sampel DNA dari pasien yang terjangkit SARS. Selain itu studi yang dibuktikan oleh ilmuwan lain adalah penyakit SARS ini disebabkan oleh virus corona dan paramoxviridae.
Sejatinya kedua macam virus ini telah sejak lama ada, hanya saja gejalanya tidak seganas dan separah seperti saat ini. Coronavirus selama ini dikenal sebagai virus yang menyebabkan penyakit demam flu, diare dan radang paru-paru, sementara virus paramoxyviridae adalah virus penyebab parainfluenza. Kesimpulan sementara yang didapat oleh para ilmuwan mengungkapkan virus penyebab SARS saat ini adalah hadirnya virus baru sebagai hasil dari mutasi coronavirus.
Adapun faktor pemicu ganasnya hasil mutasi virus ini adalah karena lingkungan hidup yang mulai rusak akibat ulah manusia dan kenaikan populasi manusia yang terus meningkat. Sama halnya dengan manusia yang akan berupaya melakukan segala cara untuk dapat bertahan hidup, begitu pula yang terjadi dengan virus ini yang mencoba beradaptasi untuk dapat bertahan hidup sekalipun harus dengan menyerang manusia.
Serupa dengan virus lainnya, coronavirus ini menyebar lewat udara dan masuk melalui saluran pernapasan kemudian bersarang diparu-paru. Jika kehadirannya tidak disadari maka dalam kurun waktu sekitar dua hingga sepuluh hari akan membuat paru-paru menjadi meradang, dan bernafas menjadi kian sulit. Selain melalui udara penularan yang cepat adalah penularan secara langsung, adanya kontak dengan pasien yang terinfeksi SARS seperti mengobrol ataupun bersin akan lebih mudah menyebar karena cairan ludah saat pasien berbicara atau bersin akan langsung masuk ketubuh dan menyebar ditubuh anda. Untuk itu, ada baiknya jaga kontak atau jarak dari pasien yang menderita SARS agar anda tidak ikut terjangkit.
Gejala-Gejala Penyakit SARS
Gejala penyakit SARS yang mungkin terjadi biasanya berupa demam dengan suhu badan lebih dari 38 derajat selsius disertai dengan napas yang terasa pendek, batuk kering, sesak napas, otot yang terasa nyeri, hilangnya selera makan, kepala yang terasa sakit, diare dan perasaan yang terus menerus gelisah. Jika penyakit ini sudah terjadi, orang bisa disebut suspect SARS. Namun apabila gangguan ini terjadi setelah menderita gangguan pernapasan maka orang tersebut bisa disebut dengan probable SARS atau bisa diduga menderita SARS.
Lantas apakah ketika suhu tubuh diatas 38 derajat selsius dan sempat melakukan kontak langsung dengan pasien SARS, kemudian secara otomatis divonis terkena SARS? Tidak selalu. Ini baru digolongkan suspect SARS. Untuk menyimpulkan seseorang positif tekena penyakit SARS diperlukan medical checkup oleh dokter, setelah itu barulah bisa diputuskan apakah orang tersebut menderita SARS atau tidak.
Ada beberapa gejala SARS yang bisa dibaca secara medis seperti radang paru-paru, trombosit darah yang terus menurun setelah melakukan kontak dengan penderita SARS dan limfosit yang ikut menurun, selain itu jika sudah berat oksigen dalam darah akan ikut menurun dan enzim hati akan meningkat. Meski beberapa gejala ini dicurigai sebagai gejala SARS, namun semua gejala ini sewaktu-waktu bisa berubah, dan penelitian terhadap gejala-gejala ini masih terus dilakukan hingga saat ini. Untuk itu anda tidak bisa menebak-nebak kemudian memvonis diri atau orang lain yang mengalami gejala ini dikatakan positif menderita SARS.
Pencegahan Penyakit SARS
Cara yang terbaik untuk mencegah suatu penyakit adalah menghindari kemungkinan dan sumber penyakit itu sendiri. Begitupun dengan tindakan pencegahan untuk penyakit SARS. Hindari tempat atau area terjadinya kasus SARS seperti daerah pembawa wabah penyakit SARS atau tempat ditemukannya korban yang terinfeksi SARS. Selain itu, hindari kontak intensif dengan orang-orang yang menderita dan terinfeksi SARS dengan alasan apapun karena kontak langsung adalah salah satu penyebaran paling umum yang ditemukan dari para penderitan penyakit ini.
Virus memiliki peranan yang menguntungkan dan merugikan untuk kehidupan manusia. Virus yang berperan menguntungkan, diantaranya dapat dijadikan sebagai antitoksin untuk dapat melemahkan bakteri dan untuk reproduksi vaksin. Sementara itu virus yang merugikan tentunya akan mendatangkan penyakit bagi manusia dan mahluk hidup lainnya.
Kita memang tidak tahu virus yang beredar dilingkungan apakah menguntungkan atau merugikan. Namun meski begitu hal yang paling penting untuk mencegah penyebaran penyakit akibat virus adalah dengan menjaga pola hidup untuk tetap sehat. Pola hidup seperti ini bisa mulai diterapkan dengan melakukan hal-hal kecil seperti membiasakan mecuci tangan sebelum dan setelah beraktifitas terutama setelah menyentuh benda. Pencegahan lainnya, anda bisa mulai mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus SARS yang mengotori udara.
Pengobatan Penyakit SARS
Saat ini penggunaan obat yang dianjurkan oleh para medis yang menangani penyakit SARS adalah dengan pemberian antibiotik yang bisa digunakan untuk mengobati pneumonia atipikal yang serius bagi para penderita SARS. Namun apabila pemberian obat ini tidak membuahkan respon setelah berhari-hari, hendaknya penderita diberikan kombinasi obat-obatan seperti oseltamivir atau ribavirin beserta steroid sekaligus, namun tentunya resep ini harus berdasarkan anjuran dokter agar dosisnya disesuaikan dengan kondisi pasien.
Itulah dia pengetahuan mengenai SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan acara pencegahannya. Hingga kini para ilmuwan telah melampaui tahapan penemuan virus SARS sehingga mereka dapat berkonsentrasi untuk menemukan cara mendiagnosa, mencegah dan mengobati wabah ini secara tuntas sehingga dokter dapat mengkonfirmasi pada pasien yang terinfeksi virus mematikan ini. Meski belum didapatkan secara pasti obat atau penangkal yang mampu melawan virus ini, namun untuk mengurangi jumlah pasien yang terinfeksi ada baiknya jika kita mulai menjaga kesehatan dan mulai menjalankan pola hidup yang sehat.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.