Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.


Apakah MERS itu?

MERS adalah kepanjangan dari Middle East Respiratory Syndrome, yakni sebuah virus yang disebabkan oleh coronavirus. Virus ini merupakan jenis baru dari keluarga Coronavirus (Novel Corona Virus). Penemuan virus ini pertama kali dilaporkan sejak bulan September 2012 yang pertama kali ditemukan di Arab Saudi. Dan hingga Juni 2013, tercatat sebanyak 77 kasus jumlah infeksi MERS didunia. Jumlah terbanyak dicatat dan dilaporkan di Saudi Arabia, kemudian disusul Italia, Inggris, Prancis, Jordania, Qatar, Tunisia dan Uni Emirat Arab.

Dari jumlah kasus tersebut, 40 kasus diantaranya berakhir dengan kematian. Meski penyebabnya sama yakni disebabkan oleh virus dari ras Corona yang juga menjadi penyebab utama penyakit Severe Acute Syndrome (SARS) namun virus ini sebenarnya tidak sama, virus penyakit MERS ini lebih mirip dengan coronavirus yang terdapat pada kelelawar.

Penyalit MERS adalah penyakit sindrome pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus yang menyerang bagian saluran pernapasan mulai dari organ ringan sampai dengan organ berat. Saat seseorang terinfeksi MARS, biasanya gejala yang mungkin ditampakan adalah batuk-batuk, sesak nafas, demam.

Lantas Apa sajakah Gejala Lain yang Mungkin Dirasakan Oleh Orang yang Terinfeksi MERS


Ada beberapa hal yang bisa kita ketahui dalam rangka mengenali hal apa sajakah yang dapat menjadi tanda-tanda seseorang terinfeksi virus mematikan yang satu ini. Mengingat serangannya menginfeksi bagian saluran pernafasan, maka berikut ini tanda-tanda penyakit MERS yang mungkin dirasakan oleh calon korbannya.

Selain batuk-batuk, sesak nafas dan demam atau badan yang terasa meriang gejala lain adalah penyakit ini bersifat akut dan biasanya penyakit ini akan timbul pada pasien yang menderita penyakit ko-morbid. Jika gejala-gejala tersebut dirasakan maka ada baiknya segeralah periksakan ke dokter karena catatan mengenai kasus penyakit MERS ini mengungkapkan sekitar setengah dari jumlah pasien yang menderita MERS meninggal dunia akibat ganasnya virus yang terus menggerogoti saluran pernafasan.

Bahkan sebagian dari pasiennya dilaporkan menderita gangguan saluran pernapasan tingkat sedang. Itu artinya bagi para pasien yang hanya menderita gangguan saluran pernafasan tingkat sedang saja memiliki resiko kematian yang cukup tinggi. Untuk itulah satu-satunya cara agar bisa mengetahui apakah seseorang terinfeksi atau tidak setelah mendapatkan gejala-gejala diatas adalah dengan berkonsultasi kedokter agar segera mendapatkan penanganan.

Apakah Penyakit MERS Ini Menular? Lantas Bagaimana Penularannya?


Sama halnya dengan penyakit pernafasan lain seperti Severe Acute Syndrome (SARS), penyakit MERS ini juga dapat menular. Berbicara mengenai penularannya, hingga sampai saat ini para ilmuwan masih melakukan investigasi mengenai pola penularannya. Pasalnya telah ditemukan adanya penularan antara invidu ke individu akibat dari kontak dekat secara langsung. Selain itu penularan dari pasien yang terinfeksi dengan petugas kesehatan yang merawatnya seperti dokter dan suster masih dilakukan investigasi mendalam.

Sementara mekanisme penyebaran virus corona dari hewan ke manusia masih diteliti sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran hewan yang terinfeksi virus MERS. Meski demikian untuk mencegah penyebaran penyakit mematikan ini hendaknya jagalah kontak langsung dengan para penderita agar anda tidak menjadi korban selanjutnya.

Penanganan Penyakit MERS


Inilah masalah yang saat ini sedang dihadapi, hingga saat ini belum ada obat yang secara khusus dapat dijadikan vaksin untuk mencegah infeksi penyakit MERS. Selain itu, belum juga ditemukan metode pengobatan khusus yang dapat menyembuhkan penyakit MERS. Sementara itu, perawatan medis hanya bersifat supprotive dan berfungsi meringankan gejalanya saja. Sama halnya dengan pengobatan bagi pasien penderita SARS, pengobatan yang dilakukan bagi para penderita MERS yang dilakukan dirumah sakit dilakukan dengan perawatan intensif, terutama jika terjadi sesak nafas. Penderita akan ditempatkan diruang isolasi agar virusnya tidak menyebar kemana-mana.

Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus yang tersedia untuk penyakit MERS, selain itu pengobatan anti viral yang bersifat khususpun belum tersedia, saat ini tindakan penanganan yang dilakuakn pada para pasien dilakukan berdasarkan kondisi pasien. Adapun pencegahan yang terbaik adalah dengan menjalankan pola hidup yang sehat juga menghindari kontak langsung dengan penderita yang telah terinfeksi virus penyebab MERS.

Selain itu penggunaan masker saat secara tak sengaja terdapat kontak atau berada pada satu ruangan dengan penderita akan menjadi alternatif yang baik. Rajinlah mencuci tangan sebelum atau sesudah beraktifitas terutama setelah menyentuh benda-benda asing saat beraktifitas serta etika batuk ketika sakit perlu diterapkan pula untuk menjaga agar orang lain tidak tertular penyakit mematikan ini. 


Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.